Breaking News

Perairan Cilacap Jawa Tengah Memang perairan Rawan Tumpahan minyak. Lihat Potensi dampaknya

Diperkirakan minyak yang tumpah mencapai 1.900 liter akibat kebocoran minyak yang terjadi pada Senin 27 Juni 2022 sore. wilayah terdampak ceceran minyak tidak kurang dari 3 km atau masih di sekitar Dermaga Batre.

Gambar ini merupakan daftar kejadian Tumpahan minyak di perairan Indonesia

Dari daftar di atas kita dapat melihat Peta Area perairan rawan tumpahan Minyak di kawasan indonesia

Dari peta di atas kita melihat bahwa memang perairan Cilacap pada Nomor 16 masuk dalam daftar perairan Paling rawan tercemar Tumpahan Minyak. itu juga di konfirmasi dari kejadian tumpahanminyak sebelum kejadian tumpahan minyak 27 Juni 2022 tersebut, sekaligus kasus tumpahan minyak ini memperpanjang daftar kejadian Tumpahan minyak di perairan Cilacap.

Dampak Tumpahan Minyak di Laut

Secara fisik, pencemaran minyak akan terlihat jelas pada lingkungan laut seperti pantai menjadi kotor akibat permukaan air laut tertutup oleh lapisan minyak atau karena gumpalan ter dipermukaan air laut. Secara kimia, minyak bumi mengandung senyawa aromatik hidrokarbon yang bersifat toksik dan dapat mematikan organisme laut.
  1. Kematian organisme, Untuk kasus oil spill di perairan terbuka, konsentrasi minyak di bawah slick biasanya sangat rendah, dan maksimum akan berada pada kisaran 0.1 ppm sehingga tidak menyebabkan kematian massal organisme terutama ikan-ikan. Permasalahannya, kebanyakan kasus tumpahan minyak ini terjadi di perairan pantai atau perairan dalam. Resiko kematian massal akan lebih besar lagi bagi ikan-ikan di tambak ataupun keramba serta jenis kerang-kerangan yang kemampuan migrasi untuk menghindari spill tersebut sangat rendah.

  2. Perubahan reproduksi dan tingkah laku organisme, Uji laboratorium menunjukkan bahwa reproduksi dan tingkah lau organisme ikan dan kerang-kerangan dipengaruhi oleh konsentrasi minyak di air. Banyak jenis udang dan kepiting membangun sistem penciuman yang tajam untuk mengarahkan banyak aktifitasnya, akibatnya eksposur terhadap bahan B3 menyebabkan udang dan kepiting mengalami gangguan di dalam tingkah lakunya seperti kemampuan mencari, memakan dan kawin.

  3. Dampak terhadap plankton, Limbah B3 ini akan berdampak langsung pada organisme khususya pada saat masih dalam fase telur dan larva. Kondisi ini akan menjadi lebih buruk jika spillage bertepatan dengan periode memijah (spawning) dan lokasi yang terkena dampak adalah daerah nursery ground. Akan lebih parah lagi ketika lokasi yang terkena oil spill ini merupakan daerah yang tertutup/semi tertutup seperti teluk yang tercemar.

  4. Dampak terhadap ikan migrasi, Secara umum, ikan dapat menghindari bahan pencemar, namun uniknya ada beberapa jenis ikan yang bersifat territorial, artinya ikan tersebut harus kembali ke daerah asal untuk mencari makan dan berkembang ikan meskipun daerah asalnya telah terkontaminasi limbah B3.

  5. Bau lantung (tainting), Bau lantung ini dapat terjadi pada jenis ikan keramba dan tambang yang tidak memilki kemamuan bergerak menjauhi bahan pencemar minyak sehingga menghasilkan bau dan rasa yang tidak enak pada jaringannya.

  6. Dampak pada kegiatan perikanan budidaya,  Tumpahan minyak ini akan berdampak langsung pada kegiatan budidaya, bahan selain organisme yang akan terkena dampak, peralatan seperti jaring dan temali tidak dapa digunakan lagi.

  7. Kerusakan ekosistem,  Ekosistem pesisir dan laut (mangrove, delta sungai, estuary, lamun, dan terumbu karang) memiliki fungsi dan peran yang penting secara ekologis. Masuknya limbah B3 pada perairan pesisir laut ini dapat mengganggu ekosisitem, karena wilayah pesisir tersebut merupaka daerah perkembangbiakan, penyedia habitat dan makanan untuk organisme dewasa bagi habitat lain di sekitarnya.


Akibat jangka pendek dari pencemaran minyak adalah terjadinya kerusakan pada membran sel biota laut oleh molekul-molekul hidrokarbon minyak yang mengakibatkan keluarnya cairan sel dan meresapnya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan berbau minyak, sehingga menyebabkan turun mutunya. Secara langsung minyak dapat menyebabkankematian ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon monoksida, dan keracunan langsung oleh bahan toksik. Dampak jangka panjang dari pencemaran minyak dialami oleh biota laut yang masih muda. Minyak dapat teradsobsi dan termakan oleh biota laut, sebagian akan terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan.

Menurut penelitian dari USAID-Perikanan-Lingkungan Hidup dan Pemerintah NTT pada 2011, menemukan paling tidak ada 64.000 hektare terumbu karang rusak atau sekitar 60 persen terumbu karang di perairan Laut Sawu hancur. Ikan-ikan dasar laut dan udang banyak yang mati akibat kasus tumpahan minyak montara di Laut Timor pada 2009 tumpahan minyak ini menyebabkan 90.000 kilometer persegi telah mencemari Laut Timor.

Tidak ada komentar