Breaking News

Pengembangan Teka Teki Dalam Asesmen Formatif dan Sumatif pada Kurikulum Merdeka

 Pengembangan Teka Teki Dalam Asesmen Formatif dan Sumatif pada Kurikulum Merdeka👋

Oleh

JEHENSA SEMUEL MAKATITA, S.Pd, Gr

Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang sistematis dan terstruktur untuk mengevaluasi kinerja seseorang atau kelompok dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan psikologi. Para ahli memiliki beragam pandangan mengenai asesmen. Menurut Suyanto (2007), asesmen adalah suatu proses pengumpulan data yang diinterpretasikan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan prestasi individu. Sementara itu, Menurut Susanto (2010), asesmen merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian kompetensi peserta didik.

Asesmen juga dapat diartikan sebagai proses penilaian yang berkelanjutan untuk mengukur kemajuan individu dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan, asesmen dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti tes, tugas, proyek, dan observasi. Tujuan asesmen adalah untuk memberikan umpan balik yang berguna bagi pengembangan individu, serta untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian, asesmen memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan potensi individu.

 Klasifikasi asesmen menurut para ahli dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama.

  1. Asesmen formatif yang dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru.
  2. Asesmen sumatif yang dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran untuk mengevaluasi pencapaian akademik siswa. Selain itu, terdapat juga asesmen diagnostik yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum materi diajarkan.

Selain klasifikasi berdasarkan waktu penerapan, asesmen juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan penggunaannya. Asesmen psikometrik, misalnya, digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif atau psikologis seseorang. Sedangkan asesmen kompetensi digunakan untuk menilai kemampuan atau kecakapan spesifik yang dimiliki seseorang. Asesmen juga bisa dilihat dari sudut pandang penilaiannya, apakah bersifat objektif dengan kriteria yang jelas atau lebih bersifat subjektif yang melibatkan pertimbangan penilaian dari individu. Semua jenis asesmen ini memiliki peran dan manfaatnya masing-masing dalam dunia pendidikan dan evaluasi.

TEKA TEKI SILANG

Teka-teki silang adalah permainan teka-teki di mana pemain harus mengisi kotak-kotak putih dalam diagram kotak-kotak dengan huruf-huruf yang membentuk kata-kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuk ini biasanya berupa pertanyaan atau kalimat yang memberikan petunjuk tentang kata-kata yang harus diisi ke dalam kotak-kotak tersebut. Pemain harus menggunakan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang berbagai topik, baik umum maupun khusus, untuk dapat menyelesaikan teka-teki silang dengan benar.

Teka-teki silang sering kali dianggap sebagai permainan yang menantang dan menghibur sekaligus dapat membantu meningkatkan keterampilan berpikir lateral, kreativitas, serta pengetahuan kosakata seseorang. Selain itu, tekateki silang juga bisa menjadi sarana yang menyenangkan untuk belajar halhal baru dan menguji daya ingat seseorang. Dengan berbagai tingkat kesulitan, teka-teki silang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, menjadikannya sebagai permainan yang populer di berbagai media cetak maupun daring.

Teka-teki silang adalah permainan kata yang populer yang sering digunakan dalam pembelajaran untuk membantu meningkatkan keterampilan kosakata, pemahaman konteks, dan pemecahan masalah. Manfaat utama dari teka-teki silang dalam pembelajaran adalah dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir lateral dan kreativitas. Dengan mencoba menyelesaikan teka-teki silang, siswa diharuskan untuk berpikir di luar kotak dan membuat asosiasi antar kata-kata yang berbeda.

Selain itu, teka-teki silang juga dapat membantu meningkatkan daya ingat dan fokus. Dengan mencari jawaban yang tepat untuk setiap petunjuk, siswa perlu mengingat kata-kata yang relevan dan tetap fokus pada tujuan akhir. Hal ini dapat melatih otak untuk bekerja secara efisien dan membantu meningkatkan konsentrasi.

Dengan menggabungkan unsur-unsur permainan dan pembelajaran, teka-teki silang juga dapat membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa. Hal ini bisa menjadi alternatif yang menarik dalam proses pembelajaran yang biasanya dianggap monoton, sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Teka-teki silang merupakan permainan kata yang populer dan sering digunakan sebagai instrumen asesmen dalam berbagai konteks. Fungsi utama teka-teki silang sebagai instrumen asesmen adalah untuk menguji pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap berbagai topik. Dengan menyelesaikan teka-teki silang, seseorang dapat menguji kemampuan mereka dalam mengingat informasi, mengidentifikasi hubungan antara konsep, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Selain itu, teka-teki silang juga dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam pendidikan untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi pelajaran. Dengan mengerjakan teka-teki silang, siswa dapat melatih kemampuan membaca, menulis, dan kosa kata mereka. Selain itu, teka-teki silang juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, bekerja sama, dan mengasah kemampuan berpikir logis.

Dengan demikian, teka-teki silang bukan hanya merupakan permainan yang menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi instrumen asesmen yang efektif dalam mengukur pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.

Contoh Hasil Akhir Model Terapan Teka Teki dalam Asesmen Formatif atau Asesmen Sumatif

Gambar 1. Model Teka Teki Silang 

Gambar 2. Contoh Tampilan Pengelolaan dan Jawaban dari Teka Teki pada

Gambar 1

Gambar 3. Model Beri Label/Menjawab Komponen Grafik/Peta/gambar

Gambar 4. Contoh Tampilan Tebak Kata

 

Gambar 5. Contoh Tampilan Pengelolaan dan Jawaban dari Tebak Kata pada

Gambar 4

 

Gambar 6. Contoh Tampilan Soal Enkripsi Matematika pada Materi Skala

Peta

 

Gambar 7. Contoh Tampilan Pengelolaan dan Jawaban dari Enkripsi

Matematika pada Materi Skala Peta pada Gambar 6

SOAL PILIHAN GANDA

Model soal pilihan ganda adalah salah satu metode evaluasi yang umum digunakan di berbagai tingkat pendidikan. Meskipun memiliki kelebihan seperti efisiensi waktu dalam penilaian dan kemudahan dalam pemberian skor, model soal ini juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.

Salah satu kelemahan utama dari model soal pilihan ganda adalah adanya kemungkinan menebak jawaban yang benar tanpa pemahaman yang mendalam. Para siswa dapat dengan mudah menebak jawaban yang benar tanpa benar-benar memahami materi yang diuji. Selain itu, model soal ini cenderung mengukur kemampuan mengingat informasi daripada kemampuan menganalisis dan menerapkan pengetahuan.

Kelemahan lainnya adalah kurangnya kemampuan untuk mengukur keterampilan tertentu seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir kritis. Model soal pilihan ganda cenderung fokus pada pengetahuan faktual dan tidak selalu mampu mengukur pemahaman konsep secara mendalam. Oleh karena itu, kombinasi dengan metode evaluasi lainnya dapat lebih efektif untuk mengukur berbagai aspek kemampuan siswa secara holistik.


PERMODELAN SOAL ASESMEN

Permodelan soal merupakan proses yang dilakukan oleh para ahli pendidikan untuk merancang dan membuat pertanyaan atau tugas yang akan digunakan dalam evaluasi belajar. Tujuan dari permodelan soal adalah untuk mengukur pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. Para ahli akan memperhatikan tingkat kesulitan, relevansi dengan materi pembelajaran, serta kemampuan untuk mengukur berbagai aspek kognitif seperti pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi.

Para ahli biasanya menggunakan prinsip-prinsip psikometri dan pedagogi dalam merancang soal-soal evaluasi. Mereka harus memastikan bahwa soalsoal yang dibuat dapat memberikan informasi yang valid dan reliabel mengenai kemampuan siswa. Selain itu, permodelan soal juga melibatkan proses pengujian dan penyempurnaan sehingga dapat menghasilkan instrumen evaluasi yang berkualitas dan mampu memberikan gambaran yang akurat tentang pencapaian belajar siswa. Dengan demikian, permodelan soal memegang peran yang penting dalam meningkatkan kualitas evaluasi pendidikan di berbagai tingkatan.

Pembiasaan model-model soal asesmen bagi siswa memiliki beragam manfaat yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. 

  1. Dengan terbiasanya siswa dalam mengerjakan berbagai jenis soal, mereka dapat mengasah kemampuan analisis dan pemecahan masalah secara lebih baik. Hal ini akan membantu mereka dalam menghadapi ujian dan evaluasi dengan lebih percaya diri.
  2. Pembiasaan model-model soal asesmen juga dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dengan sering berlatih mengerjakan soal-soal, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengaplikasikannya dalam konteks soal yang berbeda-beda.
  3. Dengan pembiasaan model-model soal asesmen, guru dapat mengevaluasi kemampuan siswa secara lebih komprehensif. Dengan adanya variasi soal, guru dapat melihat sejauh mana pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, sehingga dapat memberikan pembelajaran yang lebih terarah dan efektif. Dengan demikian, pembiasaan model-model soal asesmen bagi siswa merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian akademik siswa.

SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)

Soal HOTS atau Higher Order Thinking Skills merupakan jenis soal yang dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, evaluasi, dan kreasi. Menurut para ahli, soal HOTS dirancang untuk mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam dan kritis, bukan hanya mengingat informasi secara pasif. Para ahli juga menekankan bahwa soal HOTS membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.

Para ahli juga menekankan bahwa soal HOTS memerlukan pemikiran kreatif dan analitis dari siswa, sehingga mereka dapat mengaitkan konsepkonsep yang dipelajari dengan situasi yang nyata. Dengan mengerjakan soal HOTS, siswa dapat melatih kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah kompleks. Secara keseluruhan, soal HOTS membantu meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan mempersiapkan mereka untuk sukses di masa depan.

Soal HOTS atau Higher Order Thinking Skills adalah jenis pertanyaan yang dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, evaluasi, dan sintesis. Prinsip-prinsip utama dalam merancang Soal HOTS meliputi kompleksitas, orisinalitas, dan relevansi.

Kompleksitas adalah prinsip yang menekankan pada tingkat kesulitan pertanyaan yang dihadapi siswa, dimana pertanyaan tersebut mengharuskan mereka untuk melakukan pemikiran kritis dan analitis. Orisinalitas mencakup keunikan pertanyaan yang tidak hanya memerlukan ingatan, tetapi juga kemampuan siswa untuk menghubungkan konsepkonsep yang sudah dipelajari dengan situasi baru. Sedangkan relevansi menekankan pada keterkaitan pertanyaan dengan kehidupan sehari-hari atau konteks nyata agar siswa dapat melihat nilai penting dari pembelajaran yang diperoleh.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Soal HOTS dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks dengan lebih siap.

Penyusunan soal High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal HOTS agar dapat mengukur kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa secara efektif.

  1. Soal HOTS sebaiknya dirancang untuk menguji kemampuan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan sesuatu daripada hanya mengingat fakta-fakta semata.
  2. Soal tersebut sebaiknya memerlukan pemikiran yang kompleks dan tidak hanya jawaban yang sederhana.
  3. Soal HOTS sebaiknya dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari dengan situasi dunia nyata. Dengan memperhatikan kaidah-kaidah ini, penyusunan soal HOTS dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mengukur kemampuan siswa secara holistik. 

Lihat Juga Model-Model 👉Game OnLine Pembelajaran Geografi👈 yang sapat di Gunakan sebagai Asesmen Formatif (Game-game ini telah diseleksi dan dipilih Untuk Tingkat SMA dan Akan terus ditambah Koleksi Gamenya untuk Kepentingan Pembelajaran).

Tidak ada komentar